Pola makan seringkali dikaitkan
dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada
tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu
pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan
pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).
Dengan mencontoh pola makan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kita sebenarnya sedang menjalani
terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah
daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang
hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat
Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:
1. Di pagi hari, Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut
dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam
konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi
makanan menjadi terganggu.
2. Di pagi hari pula Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin
yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al
Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh
menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai
penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan
lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan
peradangan.
“Sesungguhnya Rasulullah saw
minum air zamzam sambil berdiri. “(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari
Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang bersumber dari
Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah saw
menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda : “Cara
seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.” (Diriwayatkan oleh
Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,keduanya
menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari
Anas bin Malik r.a.)
“Minuman yang paling disukai
Rasulullah saw adalah minuman manis yang dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
`Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari
`Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi
menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa
mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan
terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang
wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan
pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung
dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan
tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu
Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga
mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya
mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka
dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh
di musim dingin.
“Keluarga Nabi saw tidak pernah
makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw
wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh
Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah,
dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber
dari `Aisyah r.a.)
Sya’ir,khintah dan bur, semuanya
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir
merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan
ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat
dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada
gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al
Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak
pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga
wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr
–Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang
bersumber dari Anas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah
bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah
cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah
bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal,
Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw bersabda :
“Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal
dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu
Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari
Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama
Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari, menu utama
makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan,
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan
sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan
ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia
menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki
kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan
melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas
terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan
baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas,
ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya.
Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air
masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa
mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan
hilbah (susu).
“Nabi saw memakan qitsa dengan
kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari
Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan
yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi
saw memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah
bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari
Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
8. Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau
berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula
Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari,
beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya
beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup
dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
10. Pola makan Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa
siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian
rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan
pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus
pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama
biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar
penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa makanan
yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama.
Makanan-makanan tersebut antara lain:
Jangan minum susu bersama makan
daging.
Jangan makan ayam bersama minum susu.
Jangan makan ikan bersama telur.
Jangan makan ikan bersama daun salad.
Jangan minum susu bersama cuka.
Jangan makan buah bersama minum susu
Demikianlah Pola makan Rasulullah, semoga bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar